“Foto narsis sebelum berangkat”
Perjalan telah dimulai, melaju
dengan kecepatan normal dari kota kecil kami ke kota tujuan. Selama dua jam
lebih kami sampai di kabupaten wonosobo. Senang tak tertahankan, sudah dekat
tujuan kami. Tapi selama perjalanan sempat kami juga untuk melepaskan letih
sesaat di bakul Salak pondo di Banjarnegara. Setelah itu melanjutkan kembali
perjalanan. Perut mulai tidak bersahabat, perang rasa lapar terjadi ketika kami
sampai di kota Wonosobo jam 21.15. Nasi goreng, menu spesial kami malam itu.
Serempak kami memilih saat melihat buku menu yang diberikan oleh penjual. Kita
sadar dompet tipis kami tidak dapat memilih menu nasi goreng seafood, tekor kita. Dengan serempaknya
kami memilih menu nasi goreng telur, yang paling murah harganya di daftar menu
dan teh hangat pelengkap makan malam kami.
“Foto dinner bareng.”
Jarak dari kota wonosobo ke dieng
tidaklah jauh, bisa ditempuh sekitar dua puluh menit, tapi karena jalannya
mendaki dan menanjak motor yang kami lajukan sampai tidak sanggup. Akhinya
memakan waktu hampir satu jam. Tiba di Dieng sekitar jam 22.00, setelah
menitipkan motor dan mengurus administrasi lainnya di basecamp pendakian. Mulai
kami mendaki, gelap gulita malam yang menemani kami. Senter tangan dan headlamp selalu setia menerangi. Jalan
penuh debu dan batuan besar yang menanti di depan dan setiap rute pendakian. Duka senang kami
rasakan, mulai dari mendaki hingga sampai di camp sunrise, itulah tujuan kami. Dua jam hingg kami sampai di
puncak, mendirikan tenda di sela-sela dinginnya malam yang tidak bisa ku tahan.
Walaupun dengan baju yang berlapis dua dan memakai jaket tetap saja dingin itu
menembus sampai ke kulit tipisku. Kami butuh istirahat dan menghangatkan badan.
Tenda siap, dan bergegas kami berkemas-kemas untuk menyiapkan kopi panas dan
indomie rebus.
“Foto sedang
menikmati indomie rebus dan kopi panas”
Menunggu matahari terbit menjadi
impian utama kami, berharap bangun lebih pagi dan mengurangi waktu tidur. Hingga
pagi tiba sekitar jam 04.00 pagi, melihat keluar tenda masih gelap gulita yang dipenuhi
kabut. Akhirnya kami menunggu sampai jam 05.00. rasa tidak kesabaran,
menyenangkan tercampur aduk semuanya. Semua kebahagiaan sulit diucapkan, untuk
pertama kalinya bagiku melihat sunrise seperti itu. Terasa ingin teriak
sekeras-kerasnya. Sangat ramai, para pendaki sudah berkeliaran mencari plot
untuk berfoto-foto. Kami pun tidak mau kalah.
0 komentar:
Posting Komentar