Merindukan Tanah Kelahiran

Satu tahun sudah berlalu, banyak perubahan di Kampung halaman di mana tempatku dilahirkan. Sudah banyak perubahan yang tidak Aku ketahui, hanya dengar sekilas seperti surat burung yang diberitahukan lewat teman dan kerabat di sana. Kerinduan yang terpendam hanya bisa dicurahkan lewat komunikasi telepon dan Doa. Terbayang wajah-wajah yang selalu menyayangi dan mencintaiKu, ingin cepat pulang dan merasakan hangatanya pelukan kedua Orangtuaku. Waktu terasa lama di perantauan, di tanah jawa ini, menuntut ilmu dan mencari pengalaman yang berharga serta merta perjuanganKu belumlah usai. Menuntun dan memantapkan diri mejadi sosok yang guna untuk KampungKu esok. Tersimpan kenangan tak terhitung jumlahnya di tanah kelahiranKu, selintas teringat di benak mulai kisah sejak SD, SMP, dan sampai SMK terukir kenangan indah itu. Keindahan alamnya sangat mempesona, udara sejuk pagi saatKu berolahraga sampai mentari naik perlahan, seakan memanggilKu segera pulang. Itulah nasib sibujang sang perantau.

Tidak sedikit kerabatKu menanyakan kapan aku pulang. Ingin sekali aku berjumpa denganmu, ucapnya. Bahkan, adapun kerabat dekatKu setelah lulus SMK sampai saat ini belum pernah bersua. Tak bisa digambarkan rasa rindu itu, diibaratkan seperti darah yang telah mengalir disekujur tubuh dalam diri seseorang. Semoga Allah mengizinkan dan memberi waktu untuk kita berjumpa kembali dan menceritakan masa-masa kenangan disaat dulu kita masih bersama..