BUKU BEKAS
Terik cahaya matahari sudah tepat
sejajar di atas kepala, menginjak bayangan hitam diri sendiri. Suara canda tawa
terdengar jelas, berlarian ke sana kemari. Jam istirahat masih tersisa sepuluh
menitan lagi. Sebagian ada yang sibuk membeli jajanan pasar yang dijual di warung
sebelah sekolah, ukurannya tidak luas hanya sekitar 3x4 meter yang didirikan
dari bambu seperti pondok kecil, dindingnya dilapisi dengan triplek bekas, dan
atapnya terlihat jelas dari pelepah rombio. Ini warung satu-satunya yang ada di
sekolah. Di warung menjual berbagai makanan dan jajanan pasar, ada lontong,
kerupuk kuah, nasi goreng dan lainnya. Laris manis terlihat dari senyuman si ibu
penjual, bahkan sampai antri panjang. Cerebutan mengatakan aku duluan yang tiba
di sini, aku duluan memilih jajan ini, serbaribut. Si ibu penjual dengan sabar
menghadapi tingkah anak-anak
sekolah. Jajanan murah sesuai dengan kantong seumuran
mereka.
Memandangi dari
kejauhan, hanya bisa tersenyum melihat sikap teman-temanku. Sebagian lagi ada
yang sedang bermain petak-umpet dan juga kejar-kejaran menyebutkan nama
binatang. Duduk di tepi teras depan pintu kelas adalah kebiasaan yang sering
kulakukan, selonjoran dan mengambil posisi senyaman mungkin. Dari
kejauhan masih memandangi aktivitas teman-teman disela kesibukan membaca buku.
Aisyah, nama
pemberian kedua orang tuaku. Tapi entah kenapa, sampai saat ini teman-teman
sering memanggilku Isah, jauh sekali berbeda dari nama asliku. Sekarang aku
masih duduk dibangku kelas enam.
SD 1 plasma, sekolah terletak di bawah kaki bukit dan sangat jauh dari
perkotaan di Sumatera Barat.
Isaaaaaahhh... dari
kejauhan teman sekelasku memanggil, ia si melati.
Kenapa? Sampai
segitu teriaknya memanggilku.
Ini aku beli dua
kerupuk kuah di warung ibu dijah, mau ndak?
Mauuu.. sautku, terima kasih
ya melati.
Kerupuk kuah jajanan favorit anak-anak
seumuran kami, dengan bentuk kerupuk seperti lingkaran dan pipih. Di atas
kerupuk dikasih mie putih atau sering disebut mihun, dan bagian atas mie diberi
kuah sate. Nikmat sekali rasanya.
Eh ya isah, entar
habis pulang sekolah mau kemana? Kita main masak-masakan yuk.
Yaaah, maaf melati..
aku sudah janji sama adekku ingin bermain gambar pasang yang dibeli mamak di
pasar minggu kemaren, kalau aku ingkar bisa-bisa dia ngambek dan marah samaku.
Tapi kalau kamu mau ikutan, datang aja kerumahku ya. ucap
Aisyah sambil menghabiskan kerupuk kuah.
Oh… ya sudah enggak apa
isah, entar aku main berdua sama lisa aja. Ngomong-ngomong kamu baca buku apa
sih, serius amat.
aku lagi baca buku
bekas yang dibeli mamak. Judulnya “The
World Story” buku tentang nama-nama negara mel. Buku ini bagus sekali, di dalamnya banyak
menceritakan budaya, mata uang, tempat wisata dan makanan khas di Negara itu
mel.
Wow, keren sekali isah. Nanti kalau kamu sudah selesai baca bukunya,
bolehkan aku pinjam ya??? Hehe. Aku juga mau tahu nama-nama negera yang ada di
dunia, dan asal kamu tahu juga isah, aku sangat pengen sekali bisa keliling
dunia biar aku bisa kenal dan tahu bahasa mereka. Apalagi makanannya, pasti
lezat sekali.. haha
Bisa saja kamu mel, Isah pun turut tertawa. Iya nanti kalau sudah
selesai langsung aku kasih ke kamu mel. Eh ya, masuk yuh. Sebentar lagi lonceng
bunyi jam kedua pelajaran kita mel.
Siap komandannn!!!!! Hehe..
****
Teng…Teng..Teng…… (loceng besi yang dipukul dengan palu)
Asiiikkk… isah Lonceng pulang sudah berbunyi tuh, ayo bergegas pulang.
Iya melati sahabatku…
Sampai ketemu besok anak-anak, jangan lupa PRnya dikerjakan di Rumah ya.
Asslamualaikum (akhir kata dari guru kelas enam)…
Waalaikumsalam buuu….. sorakan semua anak di kelas, berlarian menuju
pintu keluar.
Mel sampai
ketemu besok…
Loh isah, kamu
tidak pulang sama kita, kan mobil bus sudah nunggu..
Tidak mel, aku
sudah dijemput bapak dan rencana aku sama bapak mau ke pasar. Tuh bapakku sudah
nunggu, sambil menunjuk bapak aisyah yang sudah menunggu di Gerbang Sekolah..
sampai jumpa besok mel. Daaaa..
Iya isah, daaaa
hati-hati yaa…
Isah sudah
berlarian mendekati bapaknya. Bersiap berangkat ke pasar..
0 komentar:
Posting Komentar